October 7, 2011

ketiduran adalah dosa menurut pengalaman saya

Posted in Uncategorized at 9:58 am by anindita lintang pakuningjati

Ketiduran itu dosa. Mari kita tebalkan statement itu, ketiduran itu dosa.

Ketiduran yang berarti tidur secara tidak sengaja secara sadis dikatakan dosa. Kapan ketiduran adalah dosa? Ketika Anda memasuki dunia perkuliahan terlebih disaat tugas Anda menumpuk dan belum selesai. Diperparah apabila tugas itu adalah tugas kelompok yang diamanahkan ke Anda. Selain ‘dosa’ yang ditanggung, Anda diyakini akan menanggung marah dan tabokan dari teman sekelompok Anda, jika teman Anda sadis. Saya baru saja mengalami hal itu. Bukan, saya bukan mengalami penabokan. Saya mengalami ketiduran disaat tugas kelompok diamanahkan ke saya. Sebenarnya bukan itu pokok curhatan saya, ini hanya basa-basi tidak penting. Intinya, saya mau bilang kalau ketiduran tidak hanya dosa di dunia perkuliahan. Ketiduran juga merupakan dosa di dunia per-LDR-an.

Ketika pacar Anda jauh dari Anda, sulit sekali untuk berhubungan dan berkomunikasi, dan tidak punya waktu yang banyak, ketiduran adalah hal yang sebaiknya dihindari. Kalau-kalau pacarmu punya waktu sms kamu. Kalau-kalau pacar kamu telepon kamu. Kalau-kalau pacar kamu sms kamu bilang kangen. Kalau-kalau pacar kamu ngetik “sayang…” #eaaa #curhatnyapolpolan #gigitiga

Kamu (lho dadi kamu, mau anda saiki kamu -___- yaweslah) akan menyesal ketika tidak mampu membalasnya ketika kamu tertidur….. percayalah. Saya tidak berbohong, penyesalan yang mendalam itulah yang saya rasakan.

Maka, singkat kata sebaiknya ingat selalu ketiduran adalah dosa. Hiduplah dengan bahagia. Terima kasih.

#ngacir curhat

October 5, 2011

#DDP Kentongan, kenapa kau disana

Posted in Uncategorized at 1:50 am by anindita lintang pakuningjati

Siang itu, 3 oktober 2011, seusai mengikuti kelas dasar-dasar penulisan aku, Rafi, Nia dan Putri memutuskan untuk mengisi perut kami yang mulai berkicau riang. Bosan dengan kantin FISIPOL dan makanan yang itu-itu saja aku dan teman-teman akhirnya berjalan menuju kampus FTP yang ada di depan FISIPOL. Menurut kabar yang beredar harga makanan di kantin FTP murah meriah dan makanannya enak, itulah yang membuat kami memutuskan makan di kantin FTP. Sesampainya di halaman FTP kami melihat sekeliling mencari dimana letak kantin. Terdapat kerumuman orang di bagian pintu masuk. Akhirnya kami memutuskan untuk duduk sejenak di depan mushola dan mengobrol sambil menunggu kerumuman itu bubar perlahan. Ketika tengah mengobrol asik dengan teman-temanku, aku melihat ke arah sebuah pohon besar yang tidak kuketahui namanya. Di pohon itu ada sebuah benda yang sangat menarik perhatianku. Benda itu adalah sebuah kentongan.

Kentongan itu tidak seperti kebanyakan kentongan. Jika biasanya kentongan terbuat dari bahan dasar bambu, kentongan ini terbuat dari besi. Kentongan besi itu digantung di pohon dan tepat di sela dahan yang ada di bawahnya ada sebuah batu seukuran genggaman tangan yang aku rasa digunakan sebagai pemukul kentongan itu. Aku melihat kentongan itu, silau. Cahaya matahari yang membuat kentongan itu tampak silau dari kejauhan. Kentongan itu tampak seperti kentongan yang sangat ‘wah’ karena menggantung dan tampak mencolok disana.

Aku bertanya-tanya kenapa kentongan itu ada disana. Kenapa pula ada sebuah kentongan di Fakultas Teknik Pertanian? Apa kentongan digunakan untuk mengumpulkan mahasiswa atau hanya sebuah hiasan belaka. Jika itu adalah hiasan, kenapa hiasan harus berupa kentongan? Melihat kentongan seperti itu aku justru teringat dengan salah satu mata kuliah yaitu Public Speaking. Dosenku mengatakan bahwa kentongan adalah alat komunikasi massa yang paling efektif ketika alat komunikasi modern lain tak mampu bertahan. Beliau bercerita ketika gunung merapi meletus beberapa waktu yang lalu, kampung beliau yang sudah putus hubungan jaringan komunikasi dengan daerah lain menggunakan kentongan untuk komunikasi antar warganya. Lalu aku berpikir, apakah kentongan itu memang diletakkan disitu sebagai alat komunikasi di situasi darurat seperti situasi yang diceritakan dosen aku itu? Atau mungkin kentongan itu hanya semacam bel bagi warga FTP? Pertanyaan-pertanyaan lain bermunculan di kepalaku ketika melihat kentongan itu. Mungkin jika kentongan itu berada di pos satpam, kentongan itu tidak akan menimbulkan banyak tanda tanya pada diriku. Tetapi, kentongan itu berada pada sebuah pohon yang letaknya jauh dari pos satpam. Untuk apa kentongan itu diletakkan disana?

Aku mencoba bertanya pada teman-temanku mengapa kentongan itu diletakkan disana. Ketiga temanku menjawab kompak dan asal-asalan bahwa kentongan itu hanya sebuah hiasan. Namun menurutku sepertinya itu bukan alasan yang sesungguhnya kenapa kentongan itu ada disana. Mungkin sang peletak kentongan yang tahu maksudnya meletakkan kentongan disana. Tapi aku yakin kentongan itu ada gunanya. Mungkin suatu saat aku akan tahu kenapa kentongan itu ada disana.

Setelah memikirkan kentongan itu akhirnya aku kembali ke tujuan awal datang ke FTP, makan. Puas makan kami di kanti FTP kami pulang ke kos kami masing-masing. Perjalanan pulang  masih diisi obrolan-obrolan seru. Tidak lupa si kentongan tetap ada di sela-sela obrolan kami. Entah kenapa benda sederhana bernama kentongan itu menjadi sangat menarik dibicarakan sepanjang perjalanan pulang. Tentu hal yang sama masih kami bicarakan, untuk apa kamu ada disana hai kentongan? Jawabannya mungkin suatu saat akan kami ketahui, mungkin.

October 3, 2011

hello again

Posted in Uncategorized at 8:15 am by anindita lintang pakuningjati

Halooo, lama sekali tidak buka blog ini hahahaha *tiup debu*

Mulai akan nulis disini lagi nih, mulai akan berbagi tulisan-tulisan anak kuliah ahahaha

Nanti kalau koneksi wifi kost ini agak banter aku post hal menarik tgl 3 oktober 2011 sekaligus buat tugas ddp~

nice to see you again blog 😉 cheers :*